Namaku Parjo, sudah lupa aku beningnya air di sungai tempat aku dulu memancing bersama teman-temanku, air yang sejuk dengan kejernihan yang
membuat kami bisa dengan leluasa melihat ikan-ikan yang berenang mendekati umpan-umpan kami. Sudah 24 tahun aku mengadu nasib di Jakarta, ketika pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta aku berkeyakinan besar kalau aku dapat sukses dan dapat kembali ke kampung sebagai orang besar yang dapat membantu kehidupan emak dan bapak.
0 Response to "Kisah gadis cantik dan tukang sampah..."
Posting Komentar