Pak Juha menatap nanar ke sesosok tubuh molek yang tengah merintih kesakitan di atas bale saung ladangna. Sementara
petir saling berkelebat susul menyusul diiringi gelegar guntur bersahut-sahutan. Hujan makin deras. Hujan yang diharapkan oleh seluruh penghuni dusun, seolah menjadi kutukan baginya saat ini.
....
BAB I
Dusun kecil yang terletak di lereng gunung Papandayan itu begitu terpencil. Jangankan teknologi, listrik pun belum mampu menerangi dusun tersebut....
0 Response to "BADAI NAFSU"
Posting Komentar