Seperti biasa siang itu matahari sungguh terik, bagai membakar bumi yang penuh dosa ini. aku, seperti biasa menjaga toko jahit ibuku. Hari ini keluargaku
pergi ke acara pernikahan saudaraku di luar kota, meninggalkanku sendiri. aku bosan menunggu di sini, sendiri. Aku melihat sepasang barber dan kuputuskan untuk berolah raga, aku malu berolah raga didepan dilihat orang, jadi aku olah raga di dalam toko yang sepi saja, toh tak ada orang datang di hari yang panas ini.
0 Response to "Penjahit yang beruntung"
Posting Komentar