Langit membiru, matahari bersinar cerah. Pagi yang indah. Sesuai dengan jadwal rutinitasku, kubawa ember di tangan kanan
dan ember kecil berisi perangkat mandi di tangan satunya dengan handuk menggantung di leher. Kutuju kamar mandi yang berada di halaman belakang rumah.
Kehidupan tahun tujuh puluhan memang belum senyaman masa kini. Karena keterbatasan anggaran, keluargaku dan keluarga kakak ipar membangun kamar mandi bersama di halaman belakang, berdempetan...
0 Response to "Tawaran Kehangatan dari Istri Kakak Ipar"
Posting Komentar