Kupacu motorku dengan cepat agar tiba sampai di rumah. Aku sudah tak tahan untuk menyalurkan hasratku kepada putri bungsuku. Entah sejak tadi
siang aku terbayang-bayang akan kemolekan tubuhnya, kedua gunung kembarnya yang besar; ugh dapat kurasakan kenyalnya payudaranya saat kuremas seperti sedang meremas adonan roti; jeritan-jeritan kecilnya; pipinya yang memerah saat kutempelkan batangku ke alat kelaminnya. AKu ingin melakukannya lagi malam ini.
0 Response to "Rani Anak Ayah"
Posting Komentar